Kumpulan Pantun Muda Mudi Melayu

Suku Melayu Langkat (Maye-maye) adalah salah satu dari bahagian suku melayu yang ada di Provinsi Sumatra Utara (Medan) - Indonesia. Sama halnya seperti suku melayu lainnya, Suku Melayu Langkat juga memiliki sebuah kesenian yang sama denga Suku Melayhu lainnya yakni kesenian Berpantun.

Dalam konteks budaya Melayu, pantun jelas menjadi salah satu pendukung jati diri orang Melayu yang sangat kuat. Pantun digunakan oleh masyarakat Melayu dari strata kelas bawah, menengah, maupun atas. Pantun dipergunakan dalam berbagai kegiatan kebudayaan, seperti untuk: merisik, meminang, istiadat perkawinan, khitanan, penabalan nama anak, akikah, bahkan upacara-upacara penobatan raja, hari besar nasional, dan lain-lain.

Pantun Melayu Langkat sendiri memilik bebrapa fungsi yaitu :

  1. Pantun sebagai Sarana Upacara
  2. Pantun untuk Melestarikan Budaya Melayu
  3. Pantun sebagai Ekspresi Hiburan dan Estetika

Berikut ini adalah beberapa contoh Pantun Melayu langkat.

Pantun Budaya | Pantut Jenaka | Pantun Nasehat | Pantun Muda - Mudi |


Tanam pinang si rapat-rapat,
Agar puyuh tak dapat berlari,
Ku pinang-pinang tak dapat-dapat,
Ku pujuk-pujuk ku bawa berlari

Oleh: Dra. Erni Erwina, M.A.
Mahasiswa Program Doktoral Linguistik, Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan



Tanjung Katung airnya biru,
Tempat hendak mencuci muka,
Lagi sekampung hatiku rindu,
Konon pula jauh di mata,

Oleh: Dra. Erni Erwina, M.A.
Mahasiswa Program Doktoral Linguistik, Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan



Kalau meletus Gunung Sibayak,
Kotalah Medan menjadi abu,
Angin berhembus layarku koyak,
Ke mana arah hendak ku tuju.

Oleh: Dra. Erni Erwina, M.A.
Mahasiswa Program Doktoral Linguistik, Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan


Satu ditutuh dua ditebang,
Tinggal sedahan sampiran kain,
Tempatlah jauh lagu dikenang,
Konon pula tempat lah main.

Oleh: Dra. Erni Erwina, M.A.
Mahasiswa Program Doktoral Linguistik, Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan


Anak ikan dimakan ikan,
Ikan memakanlah kepalanya,
Banyaklah hitam perkara hitam,
Itulah eloklah penggodanya.

Oleh: Dra. Erni Erwina, M.A.
Mahasiswa Program Doktoral Linguistik, Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara Medan

0 comments:

Post a Comment